Lilin dan namamu pernah menjadi satu
pada malam-malam dinginku. saat waktu telah menjadi tinta dan kenangan
membukukan dirinya dibarisan huruf dan angka dalam lembar temaram bertinta
hitam.
Hatiku berjinjit di balik pagar
kata yang berjejar rapi.
Namamu, namaku.
Lalu hatimu, kemudian hatiku.
Dan kita menjadi sepuh dalam kisah,
kenangan yang dibaca tanpa titik koma…
Lilin meredup.
Aku tak ingin usai.
Kuharap masih banyak lembar yang dapat
kueja esok.
Bersama lilin baru.
Yang cahayanya tegar dalam jingga yang
menggelap.
Rafiah, ruang tengah
untuk teman2 RJ, kalian adalah kenangan yg selalu hangat...
0 Comments