Kalian semua anak lelakiku yang baik. Meski aku tidak tahu cara menjadi ibu yang baik, tapi dalam doa, aku selalu meminta kalian menjadi lelaki yang baik, di mana pun dan kapan pun.
Entah berapa tahun akan datang, ketika kalian telah menikah, dan menjadi suami dari istri pilihan Allah,sungguh Ummi berpesan, jangan sekalipun menyakiti wanita di sisi kalian,meski dengan kata, terlebih dengan tangan dan kaki.
Sepenat apapun, letih dan lelah kalian mencari nafkah, itu tidaklah lebih derita dari istri kalian yang mengandung dan melahirkan anak kalian. Rasa sakit yang di deritanya ketika proses melahirkan sungguh berpuluh kali lipat rasa sakit yang bisa ditanggung oleh lelaki, bahkan yang mengaku terkuat sekalipun.
Wanita yang berada di samping kalian,bekerja siang dan malam di tiap-tiap ruang rumah kalian, kerja yang tidak ada habis-habisnya. Jika terbetik sedikit saja dalam fikiran kalian,bahwa pekerjaan seorang istri di rumah itu ringan, cobalah meliburkan istri kalian. Bebaskan ia sehari dari rumah, biarkan ia menikmati harinya. Dan kalian, bangunlah di pagi hari, mulailah menyiapkan sarapan, memandikan anak, menyiapkan anak ke sekolah, mencuci piring, mengepul pakaian, menjemur, melipat, menyapu, mengepel, merapikan rumah, menyetrika, memasak,melerai anak yang berkelahi, melayani anak yang minta ini itu,menyuapi anak, membantu anak mengerjakan PR, mengajarkan anak mengaji,bahkan sebelum itu semua selesai kalian lakukan, kalian akan menyerah.
Jika istri kalian berbicara penuh amarah, bijaklah untuk mendengarnya. Jangan coba menghentikannya dengan melemparkan sesuatu kepadanya, atau menamparnya, terlebih menendangnya seperti sampah. Betapapun lancang istri kalian berbicara, betapapun tidak sopan apa yang dikatakannya, kalian adalah suami, dan suami mengambil MITSAQAN GHALIZA dari Allah untuk melindungi istrinya, bukan menyakitinya. Maka menyakiti istri, sesungguhnya adalah kedurhakaan kepada Allah.
Kalian tidak perlu memperlihatkan kekuatan kalian dengan memukul atau menyakiti istri kalian, sebab yang paling kuat adalah yang bisa menahan dirinya dari menyakiti istrinya, makhluk lemah yang Allah titipkan kepadanya.
Anakku,
Wanita sungguh bisa membenamkan perasaannya lebih dalam dari yang kalian kira. Jangan biarkan istri kalian hidup di sisi kalian dengan penuh kepura-puraan. Kalian kira istri kalian hidup bahagia dan penuh cinta bersama kalian, tapi sebenarnya, jika saja bukan karena anak-anak di antara kalian, dia tidak akan lagi mau melihat wajah suaminya.
Atau mungkin kalian tidak tahu, jika kalian menyakiti istri kalian, kalian sesungguhnya kalian juga telah menyakiti anak-anak kalian. Betapa banyak istri yang tidak bisa membalas perlakuan suaminya kepadanya dengan melampiaskan rasa sakit itu kepada anak-anaknya. Sudah banyak terjadi, sungguh sudah banyak.
Anakku,
Kelak, jadilah suami yang baik. Dengan hati kalian, bukan dengan tamparan dan tendangan tak berperasaan. Cukup itu saja.
Entah berapa tahun akan datang, ketika kalian telah menikah, dan menjadi suami dari istri pilihan Allah,sungguh Ummi berpesan, jangan sekalipun menyakiti wanita di sisi kalian,meski dengan kata, terlebih dengan tangan dan kaki.
Sepenat apapun, letih dan lelah kalian mencari nafkah, itu tidaklah lebih derita dari istri kalian yang mengandung dan melahirkan anak kalian. Rasa sakit yang di deritanya ketika proses melahirkan sungguh berpuluh kali lipat rasa sakit yang bisa ditanggung oleh lelaki, bahkan yang mengaku terkuat sekalipun.
Wanita yang berada di samping kalian,bekerja siang dan malam di tiap-tiap ruang rumah kalian, kerja yang tidak ada habis-habisnya. Jika terbetik sedikit saja dalam fikiran kalian,bahwa pekerjaan seorang istri di rumah itu ringan, cobalah meliburkan istri kalian. Bebaskan ia sehari dari rumah, biarkan ia menikmati harinya. Dan kalian, bangunlah di pagi hari, mulailah menyiapkan sarapan, memandikan anak, menyiapkan anak ke sekolah, mencuci piring, mengepul pakaian, menjemur, melipat, menyapu, mengepel, merapikan rumah, menyetrika, memasak,melerai anak yang berkelahi, melayani anak yang minta ini itu,menyuapi anak, membantu anak mengerjakan PR, mengajarkan anak mengaji,bahkan sebelum itu semua selesai kalian lakukan, kalian akan menyerah.
Jika istri kalian berbicara penuh amarah, bijaklah untuk mendengarnya. Jangan coba menghentikannya dengan melemparkan sesuatu kepadanya, atau menamparnya, terlebih menendangnya seperti sampah. Betapapun lancang istri kalian berbicara, betapapun tidak sopan apa yang dikatakannya, kalian adalah suami, dan suami mengambil MITSAQAN GHALIZA dari Allah untuk melindungi istrinya, bukan menyakitinya. Maka menyakiti istri, sesungguhnya adalah kedurhakaan kepada Allah.
Kalian tidak perlu memperlihatkan kekuatan kalian dengan memukul atau menyakiti istri kalian, sebab yang paling kuat adalah yang bisa menahan dirinya dari menyakiti istrinya, makhluk lemah yang Allah titipkan kepadanya.
Anakku,
Wanita sungguh bisa membenamkan perasaannya lebih dalam dari yang kalian kira. Jangan biarkan istri kalian hidup di sisi kalian dengan penuh kepura-puraan. Kalian kira istri kalian hidup bahagia dan penuh cinta bersama kalian, tapi sebenarnya, jika saja bukan karena anak-anak di antara kalian, dia tidak akan lagi mau melihat wajah suaminya.
Atau mungkin kalian tidak tahu, jika kalian menyakiti istri kalian, kalian sesungguhnya kalian juga telah menyakiti anak-anak kalian. Betapa banyak istri yang tidak bisa membalas perlakuan suaminya kepadanya dengan melampiaskan rasa sakit itu kepada anak-anaknya. Sudah banyak terjadi, sungguh sudah banyak.
Anakku,
Kelak, jadilah suami yang baik. Dengan hati kalian, bukan dengan tamparan dan tendangan tak berperasaan. Cukup itu saja.
0 Comments