Melangkahlah... hadapi dunia dengan bekal, pedang dan sayap yang kusisipkan. Hanya
dengan itu Qawwamah-mu menjadi utuh.
Berangkatlah… dengan rindu untuk pulang. Ketika jalan tetiba berubah labirin
menyesatkan, kenanglah suatu senja ketika kita menyeruput teh dan kopi hangat,
tertawa oleh recehan canda yang biasa saja, dan hati kita paham apa itu
bersetia.
Pergilah
sayang… biarkan rumah menjadi istanaku. Dalam ruangnya yang teduh akan kukisahkan
pada anak-anak kita tentangmu, yang bertaruh hidup di bawah terik, menggigil diguyur hujan, digigit sepi, disesaki rindu.
Sebab
engkau adalah lelaki yang diamanahi kekuatan memikul kehidupan orang yang engkau
cintai,
dan
aku adalah perempuan di sisian pintu.
Mengantarmu
pergi dengan doa.
Menunggumu
pulang; pagi, senja, malam.
****
0 Comments